Penggalan peribahasa seperti judul di atas hampir dikenal oleh seluruh masyarakat (Indonesia). Dari anak usia sekolah yang baru diperkenalkan pada pelajarah Bahasa Indonesia (dulu peribahasa seingat saya diajarkan dalam pelajaran ini:) sampai orang tua yang mengajarkannya kepada generasi berikutnya. Walaupun pada prinsipnya peribahasa ini mengajarkan sesuatu yang positif, namun ternyata tidak semua orang bisa menerapkannya (atau lebih tepatnya tidak sependapat). Beberapa teman mengatakan keberhasilan tidak harus diraih dengan susah payah, atau pendapat lain mengatakan kesuksesan bisa diraih di awal ataupun di akhir terngantung niat dan perbuatan (waspadalah...waspadalah...:) Kasus yang sedang trend di masa-masa kuliah antara lain tugas-tugas kuliah yang harus dikumpulkan sesegera mungkin (kata pak guru SD saya: selesai nggak selesai harus dikumpul). Sistem potong kompas kemudian menjadi jalan pintas, mengumpulkan segenap ilmu kanuragan untuk menyelesaikan tugas dalam detik-detik terakhir, apapun yang terjadi..terjadilah..
Masalah utama dalam menyelesaikan tugas yang menumpuk adalah manajemen waktu. Ambillah contoh rata-rata setiap minggu ada 1-2 tugas yang harus dikumpulkan. Banyak mahasiswa mengeluhkan tentang keterbatasan waktu. Menurut saya, sebenarnya waktu tidak bisa begitu saja disalahkan (tetapi sebagai mahasiswa, saya kadang mendukung untuk mengkambinghitamkan waktu..daripada menyalahkan dosen yang konsekuensinya lebih berat:).
Berdasarkan pengalaman, dosen pemberi tugas biasanya sudah memperhitungkan kemampuan mahasiswanya, tinggal bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada. Beberapa uji coba yang pernah saya terapkan (dan sampai saat ini masih berhasil: lolos ujian dengan nilai pas-pasan) adalah menggunakan peribahasa ampuh dari leluhur tersebut. Memang tidaklah mudah karena biasanya tugas itu pada awalnya terlihat lapang dengan jangka waktu yang panjang, tetapi kemudian baru disadari bahwa waktu juga berjalan begitu cepat dan kadang-kadang membuat kita terlena. Beberapa tips yang mungkin berguna dalam memanajemen waktu mengerjakan tugas antara lain:
Lalu bagaimana dengan penderitaan di masa-masa awal? Seperti yang sudah dijelaskan di awal, sebenarnya waktu yang tersedia tidak terlalu sempit, jadi di sela-sela Anda mengerjakan tugas sesuai jadwal, Anda juga mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan hal -hal lain, cuma bedanya Anda dibatasi dengan ruang dan waktu yang telah ditentukan, anyway, tidak ada masalah. Perbedaan lain yang terasa adalah hasil yang dicapai. Dengan persiapan lebih awal setidak-tidaknya akan memberi hasil yang sesuai dengan kapasitas pikiran kita, bukan hasil karena tergesa-gesa (apalagi seperti otak saya yang sangat terbatas:).
Ahhh...namun itu semua bukan jaminan. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa bersakit-sakit dahulu bisa mendatangkan kesenangan, bahkan pepatah ini sudah sering diubah menjadi "bersakit-sakit dahulu matilah kemudian". Jadi bagi sebagian orang yang mempunyai kemampuan lebih, mereka bisa mencapai hasil optimal justru hanya dalam semalam. Ada lagi tipe orang yang tiba-tiba menjadi cerdas apabila dalam keadaan terdesak. Jadi apapun caranya, semua bergantung pada diri masing-masing. Sekali lagi peribahas ini sangat cocok hanya untuk orang-orang seperti saya: dengan kemampuan seadanya untuk mencapai hasil sebaik-baiknya..dan jangan lupa..untuk bersenang-senang kemudian.
Masalah utama dalam menyelesaikan tugas yang menumpuk adalah manajemen waktu. Ambillah contoh rata-rata setiap minggu ada 1-2 tugas yang harus dikumpulkan. Banyak mahasiswa mengeluhkan tentang keterbatasan waktu. Menurut saya, sebenarnya waktu tidak bisa begitu saja disalahkan (tetapi sebagai mahasiswa, saya kadang mendukung untuk mengkambinghitamkan waktu..daripada menyalahkan dosen yang konsekuensinya lebih berat:).
Berdasarkan pengalaman, dosen pemberi tugas biasanya sudah memperhitungkan kemampuan mahasiswanya, tinggal bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang ada. Beberapa uji coba yang pernah saya terapkan (dan sampai saat ini masih berhasil: lolos ujian dengan nilai pas-pasan) adalah menggunakan peribahasa ampuh dari leluhur tersebut. Memang tidaklah mudah karena biasanya tugas itu pada awalnya terlihat lapang dengan jangka waktu yang panjang, tetapi kemudian baru disadari bahwa waktu juga berjalan begitu cepat dan kadang-kadang membuat kita terlena. Beberapa tips yang mungkin berguna dalam memanajemen waktu mengerjakan tugas antara lain:
- Buatlah target; dalam seminggu tentukan berapa hari Anda harus menyelesaikannya, berapa hari untuk mencari literatur, berapa hari harus mulai menulis outline dsb.
- Usahakan ada tenggang waktu; 1-2 hari sebelum deadline sebaiknya harus sudah selesai sehingga Anda mempunyai waktu mempersiapkan diri sebelum tugas berikutnya datang (dan bersenang-senang tentunya).
- Buatlah jadwal; berdasarkan target yang sudah Anda buat, tentukan waktu untuk mengerjakannya, tentukan berapa jam dalam sehari Anda akan bekerja, pilih waktu sesuai jam produktif dan selera masing-masing, bagilah waktu antara mengerjakan tugas, jalan-jalan, browsing dll.
- Pilihlah tempat yang nyaman untuk mengerjakannya; usahakan Anda bisa berkonsentrasi dan tidak terpengaruh dengan lingkungan sekitar terutama bisikan dari teman-teman yang mengajak Anda melanggar jadwal.
- Patuhilah jadwal; tetapi jangan terlalu memaksakan diri, Anda bukan robot, toleransi tetap diperlukan.
- Fokuslah pada pekerjaan; disiplinlah untuk tidak mengerjakan hal-hal lain selama Anda bekerja (kecuali memang Anda produktif sambil mendengarkan musik, melihat tv dsb), terutama apabila Anda terkoneksi dengan internet, hindari browsing yang tidak perlu (facebook, twitter, you tube, yahoo messenger adalah hal yang paling menakutkan untuk dihindari).
- Bila perlu cabut koneksi internet untuk beberapa saat selama Anda bekerja.
Lalu bagaimana dengan penderitaan di masa-masa awal? Seperti yang sudah dijelaskan di awal, sebenarnya waktu yang tersedia tidak terlalu sempit, jadi di sela-sela Anda mengerjakan tugas sesuai jadwal, Anda juga mempunyai banyak waktu untuk mengerjakan hal -hal lain, cuma bedanya Anda dibatasi dengan ruang dan waktu yang telah ditentukan, anyway, tidak ada masalah. Perbedaan lain yang terasa adalah hasil yang dicapai. Dengan persiapan lebih awal setidak-tidaknya akan memberi hasil yang sesuai dengan kapasitas pikiran kita, bukan hasil karena tergesa-gesa (apalagi seperti otak saya yang sangat terbatas:).
Ahhh...namun itu semua bukan jaminan. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa bersakit-sakit dahulu bisa mendatangkan kesenangan, bahkan pepatah ini sudah sering diubah menjadi "bersakit-sakit dahulu matilah kemudian". Jadi bagi sebagian orang yang mempunyai kemampuan lebih, mereka bisa mencapai hasil optimal justru hanya dalam semalam. Ada lagi tipe orang yang tiba-tiba menjadi cerdas apabila dalam keadaan terdesak. Jadi apapun caranya, semua bergantung pada diri masing-masing. Sekali lagi peribahas ini sangat cocok hanya untuk orang-orang seperti saya: dengan kemampuan seadanya untuk mencapai hasil sebaik-baiknya..dan jangan lupa..untuk bersenang-senang kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar